ALLAH.SWT telah mempertemukan,memperkenalkan,dan membuat kita cinta terlebih
dahulu dgn orang yg salah sebelum mempertemukan kita dgn orang yg tepat.
jalani saja semua untuk kehidupan yg telah diatur .
Rabu, 08 Februari 2012
sadly
sampai kapan ku menunggu
cinta yg tersapu ragu
meski berulang kau yakinkanku
seakan tak bisa menggapai percayaku
tapi akan tetap kunanti
walao letih raga ini
namun jiwaku takkan henti
karna cuma kamu yg mampu mengisi
sudut ruang hatiku ini
cinta yg tersapu ragu
meski berulang kau yakinkanku
seakan tak bisa menggapai percayaku
tapi akan tetap kunanti
walao letih raga ini
namun jiwaku takkan henti
karna cuma kamu yg mampu mengisi
sudut ruang hatiku ini
Jumat, 03 Februari 2012
VW
Anda bisa lihat kemewahan dan ke klasik antikan dari VW ini, semuanya sudah siap untuk keluar kota. Mesin halus Interior mewah,
Body baru kami "repaint". Interior seperti hotel berjalan, Velg keren,
Ac dobel blower dan dingin, Kaki-kaki dan mesin sudah kami ganti
sehingga enak dan empuk, plat nomer juga sudah pesanan sehingga tampil
kemewahan dan privacy yang punya. Dijamin Anda tidak kecewa memiliki
mobil koleksi ini.
Foto selanjutnya
Foto selanjutnya
Kamis, 02 Februari 2012
Honda CRV 2008 Bergaya RNB
Honda CRV 2008 Bergaya RNB
Hadir dalam gelarannya di Autoblackthrough 2008 seri Balikpapan (18-19 Oktober 2008), modifikasi yang satu ini memang terbilang cukup beda. Jika pada umumnya, modifikasi tampilan lebih bermain di trend airbrush atau grafis, Denny Chandra (21) justru lebih memilih main di cutting stiker untuk mendongkrak tampilan mobilnya. Dengan mengusung tema dub city, Honda CRV milik Chandra dipastikan sang pemilik bergaya Hip Hop dan RnB.
"Alasan aku pilih dub style karena aku salah satu penggemar aliran Dub City," ujar Deny (21) pada autoblackthrough Minggu (19/10) kemarin.
up, tampilan Honda CRV miliknya yang baru saja ia miliki ini pun memang cukup memikat dengan permainan cutting stiker yang ternyata ia kerjakan selama 2 hari saja ini. Mengusung tema dadu dan kartu dengan tulisan sedikit bernuansa distro, perpaduan warna yang diterapkan Denny pun terbilang cukup apik yaitu hitam putih dan merah.
"Kenapa kita pakai cutting sticker, ya karena kita pingin sesuatu yang bener-bener beda aja," ujar penggemar Eminem, Jay-Z dan 50 cent ini.

Untuk menyelaraskan konsep, seperangkat ICE pun rasanya tak mungkin dilewatkan dalam melengkapi keberadaannya sebagai sebuah show car. Sebut saja piranti 3 Power Precision, 2 subwoofer 12 inch, 2 subwoofer 10 inch Precision, 2 kapasitor bank Caltical Mess Speaker, 2 MA Audio, 1 tivi liliput, 2 tv headrest hollywood dan tweater seat 2 set, menjadi modal cukup berarti dalam membawa sang CRV RNB beraksi.
Hadir dalam gelarannya di Autoblackthrough 2008 seri Balikpapan (18-19 Oktober 2008), modifikasi yang satu ini memang terbilang cukup beda. Jika pada umumnya, modifikasi tampilan lebih bermain di trend airbrush atau grafis, Denny Chandra (21) justru lebih memilih main di cutting stiker untuk mendongkrak tampilan mobilnya. Dengan mengusung tema dub city, Honda CRV milik Chandra dipastikan sang pemilik bergaya Hip Hop dan RnB.
"Alasan aku pilih dub style karena aku salah satu penggemar aliran Dub City," ujar Deny (21) pada autoblackthrough Minggu (19/10) kemarin.
up, tampilan Honda CRV miliknya yang baru saja ia miliki ini pun memang cukup memikat dengan permainan cutting stiker yang ternyata ia kerjakan selama 2 hari saja ini. Mengusung tema dadu dan kartu dengan tulisan sedikit bernuansa distro, perpaduan warna yang diterapkan Denny pun terbilang cukup apik yaitu hitam putih dan merah.
"Kenapa kita pakai cutting sticker, ya karena kita pingin sesuatu yang bener-bener beda aja," ujar penggemar Eminem, Jay-Z dan 50 cent ini.
Untuk menyelaraskan konsep, seperangkat ICE pun rasanya tak mungkin dilewatkan dalam melengkapi keberadaannya sebagai sebuah show car. Sebut saja piranti 3 Power Precision, 2 subwoofer 12 inch, 2 subwoofer 10 inch Precision, 2 kapasitor bank Caltical Mess Speaker, 2 MA Audio, 1 tivi liliput, 2 tv headrest hollywood dan tweater seat 2 set, menjadi modal cukup berarti dalam membawa sang CRV RNB beraksi.
TOYOTA MARK X 2.5G 2008 SIMPLE BUT NEAT
TOYOTA MARK X 2.5G 2008
SIMPLE BUT NEAT
Mark X merupakan penerus Mark II yang dulu pernah sukses pada tahun 1970-an. Sedan besar keluaran Toyota ini khusus dibuat untuk pasar Jepang. Tapi ternyata, varian ini lumayan banyak berkeliaran di jalanan mulus Singapura., bahkan ada komunitasnya sendiri loh. CJ, begitu nick name teenager asal Jakarta yang tengah meneruskan studinyadi negeri tetangga ini, membeli Mark X pada Januari 2008 dengan rencana modifikasi ala Indonesian style. Addon body kit plus velg besar yang di-drop dead down. Tujuannya Leong Seng, gerai velg yang terletak di daerah Paya Ubi. Tanpa pikir panjang, ketemulah Trafficstar DTX. Lalu add on kit Ings +1 yang tampak lebih ‘gondrong’, jadi bisa terlihat lebih ceper. Terakhir, per yang tetap bisa menjaga kenyamanan mobilnya. Menurut CJ, Tein lebih empuk dibanding Eibach, “Dan juga harga Eibach dua kali lipatnya.” Berkat murahnya harga, per Tein ini sifatnya hanya sementara, karena CJ sudah pre order buat coilover, tujuannya agar tampil lebih celup. Setelah beberapa bulan berjalan, CJ kurang puas terhadap velg DTX-nya yang ‘hanya’ berukuran 19 inci. “Gua pengen 20 nih, gara-gara waktu itu enggak sabar sih, jadinya velg yang kemarin (DTX) offset dan lebarnya kurang tepat,” ujar mahasiswa MDIS jurusan International Business ini. Kini seleranya terpaut pada Work Varianza yang memiliki desain yang soft but trully elegance. Order dua bulan dilakoninya. Sampailah pada akhir bulan Mei lalu, dimana penulis mampir ke Singapura sekaligus mengatur jadwal pemotretan. Di situ CJ mengaku, velgnya udah sampai, tapi bannya yang belum juga sampai. Enggak mau ketinggalan ikut sesi foto bersama MOTOR, maka esok paginya CJ kembali ke toko ban Leong Seng untuk cari ban. Lucky guy, akhirnya ia berhasil mendapatkan ban Yokohama yang memiliki ukuran sama, cuma profilnya saja lebih tebal. “Enggak apa-apa deh, yang penting ikutan foto-foto bareng MOTOR,” bangga CJ. Mantap, Bro!
Menurut pengalaman CJ nih, pemilihan velg untuk Toyota Mark X ini mesti hati-hati, “Karena ruang fender juga ternyata lumayan besar,” tambahnya. Awalnya CJ mengaplikasi ukuran 19 inci dengan lebar 8,5 inci, tapi ternyata dengan ukuran itu velg masih terlihat kurang pas di fender alias spakbor kedodoran karena roda masih terlalu masuk. Selain akibat lebarnya yang kurang besar, offsetnya juga tinggi. Atas saran dari Daniel, bos Leon Seng, CJ kemudian mengaplikasi velg 20 inci dengan lebar ‘belang’ 8 inci di depan dan lebar 9 inci di belakang. Untuk offsetnya didapat 35 mm dan di belakang 32 mm. Bagus tidaknya, silakan pelototin mobilnya!
RUMAH MODIFIKASI:
Velg & kaki-kaki: Leong Seng, Paya Ubi, Singapura Body kit: Miracle Body workz, Old Turf City, Singapura
SPESIFIKASI: Velg Work Varianza T1S 20x(8+9) inci, ban Yokohama S Drive 225/35ZR20 & 245/35ZR20, add-on body kit Ings +1, per Tein, bohlam lampu depan HID 7.000 K
HONDA JAZZ 2004 .................................................. .SUPERELEGAN
HONDA JAZZ 2004
.................................................. .SUPERELEGAN
Hasil aplikasi super white dan super-low disk

Untuk cat pemilik mobil yg biasa di panggil Kevin ini, menggunakan super white dari Spies Hecker dengan pernis masih dari produk senama. Alasan mereka menginginkan purih solid. Pengecatan dilakukan 4 lapis, sementara 6 lapis untuk pernis Sikkens MS3000 yg menghabiskan 5 liter cat. Prosesnya hanya 1 hari, didahului mematikan warna dasar (abu-abu gelap) menggunakan amplas 800, kemudian pelapis cat dasar serta epoksi yang kembali memakai Spies Hecker.
Sebenarnya kehadiran velg Auto Couture Magnifigue menjadi pemicu ubahan. Kalau hanya berdimensi 19x(8,5+9,5) inci, semua jazz pasti wide body. Lebih dari itu! Pasalnya velg ini punya offset special: -7 di depan dan -17 di belakang. Istilahnya, fender kena tonjok! Tapi buat semua ini butuh biaya ga sedikit , Rp 25 Juta dan Kevin harus bersabar 2,5 bulan menunggu velg PCD 112 ini datang dari Jepang!
Setelah mengalami pengukuran, velg depan celongnya mencapai 10 cm dan velg belakang 12,5 cm. Hasil ini juga dipengaruhi tipe super-low disk. Sehingga di depan, velg dengan finishing silver polish menuntut spacer setebal 8 mm karena saat dipasang mentok dengan rem cakram.
SUNROOF PLUS PANORAMIC
Tampilan atas Jazz ini cukup unik, karena menggunakan sunroof yang kurang lazim. Peranti ini disertai panoramic roof, sehingga dimensinya lebih panjang disbanding model biasa. Sunroof 130x80 cm ini di produksi Webasto dengan kode produk Hollandia Freedom. Tanpa kaca film pun kaca ini sudah gelap, mirip kaca sunroof umumnya.
Kalau tombol dipencet, kacanya akan terbuka di setengah bagian depan saja, sisanya statis. “Pengesetan bisa langsung ke aki dan bisa juga ke starter mobil”. Kalau langsung aki, meskipun mobil dalam keadaan mati tetap bisa dibuka, contohnya ya mobil ini. Kalau tertarik, siapkan dana sekitar Rp 12 juta.
SPESIFIKASI :
Velg Auto Couture Magnifigue 19x(8,5+9,5) inci, ban Falken ZIEX ZE512 225/35ZR19 & Pirelli Dragon 235/35ZR19, per depan Toyota Great Corolla, per belakang Toyota Corona, body kit custom, muffler custom, sunroof plus panoramic roof Hollandia Freedom, lampu depan HID Philips 6.500K, fog lamp Hyundai Atoz, cat super white Spies Hecker, pelapis jok Mastrotto $ suede, pelapis pilar suede Accantara, cat dasbor cokelat Spies Hecker, head unit Pioneer P8450
Rumah Modifikasi :
Velg & Kaki-kaki : Concept, Boulevard Kelapa Gading, Jakarta Utara
Body kit, cat & interior : LM&T, Kemandoran, Jakarta Selatan
.................................................. .SUPERELEGAN
Hasil aplikasi super white dan super-low disk
Untuk cat pemilik mobil yg biasa di panggil Kevin ini, menggunakan super white dari Spies Hecker dengan pernis masih dari produk senama. Alasan mereka menginginkan purih solid. Pengecatan dilakukan 4 lapis, sementara 6 lapis untuk pernis Sikkens MS3000 yg menghabiskan 5 liter cat. Prosesnya hanya 1 hari, didahului mematikan warna dasar (abu-abu gelap) menggunakan amplas 800, kemudian pelapis cat dasar serta epoksi yang kembali memakai Spies Hecker.
Sebenarnya kehadiran velg Auto Couture Magnifigue menjadi pemicu ubahan. Kalau hanya berdimensi 19x(8,5+9,5) inci, semua jazz pasti wide body. Lebih dari itu! Pasalnya velg ini punya offset special: -7 di depan dan -17 di belakang. Istilahnya, fender kena tonjok! Tapi buat semua ini butuh biaya ga sedikit , Rp 25 Juta dan Kevin harus bersabar 2,5 bulan menunggu velg PCD 112 ini datang dari Jepang!
Setelah mengalami pengukuran, velg depan celongnya mencapai 10 cm dan velg belakang 12,5 cm. Hasil ini juga dipengaruhi tipe super-low disk. Sehingga di depan, velg dengan finishing silver polish menuntut spacer setebal 8 mm karena saat dipasang mentok dengan rem cakram.
SUNROOF PLUS PANORAMIC
Tampilan atas Jazz ini cukup unik, karena menggunakan sunroof yang kurang lazim. Peranti ini disertai panoramic roof, sehingga dimensinya lebih panjang disbanding model biasa. Sunroof 130x80 cm ini di produksi Webasto dengan kode produk Hollandia Freedom. Tanpa kaca film pun kaca ini sudah gelap, mirip kaca sunroof umumnya.
Kalau tombol dipencet, kacanya akan terbuka di setengah bagian depan saja, sisanya statis. “Pengesetan bisa langsung ke aki dan bisa juga ke starter mobil”. Kalau langsung aki, meskipun mobil dalam keadaan mati tetap bisa dibuka, contohnya ya mobil ini. Kalau tertarik, siapkan dana sekitar Rp 12 juta.
SPESIFIKASI :
Velg Auto Couture Magnifigue 19x(8,5+9,5) inci, ban Falken ZIEX ZE512 225/35ZR19 & Pirelli Dragon 235/35ZR19, per depan Toyota Great Corolla, per belakang Toyota Corona, body kit custom, muffler custom, sunroof plus panoramic roof Hollandia Freedom, lampu depan HID Philips 6.500K, fog lamp Hyundai Atoz, cat super white Spies Hecker, pelapis jok Mastrotto $ suede, pelapis pilar suede Accantara, cat dasbor cokelat Spies Hecker, head unit Pioneer P8450
Rumah Modifikasi :
Velg & Kaki-kaki : Concept, Boulevard Kelapa Gading, Jakarta Utara
Body kit, cat & interior : LM&T, Kemandoran, Jakarta Selatan
SUZUKI GRAND VITARA 2007 22 INCI MAMPU 170 KM/JAM
SUZUKI GRAND VITARA 2007
22 INCI MAMPU 170 KM/JAM

Gonta-ganti velg buat Sukatma sudah seperti makan empat sehat lima sempurna. Wajib, tapi sering berganti menu. Baginya dimensi gambot tak masalah, yang penting asyik dilihat. Saya paling suka dengan selebriti modifikasi kayak gini. Dan ketika Grand Vitara datang ke garasinya, obsesi ganti velg dengan ukuran gambot kembali menjangkiti. Velg Pinnacle 22x9,5 inci dipinangnya. Malah, “Kalau bisa pakai 24 inci, saya mau saja!” Pilihan pada diameter ini mentok karena sudah paling optimal. Secara spesifikasi velg ini bisa berputar aman tanpa ada perombakan dalam spakbor. Jadi tetap aman secara kendali. Artinya baik PCD, offset dan ukuran lainnya tak terkendala ketika dimasukkan ke ruang fender. Sedangkan warna krom itu memang ngejreng abis. “Dilihat dari jauh, sudah kelihatan”. Ban turut memengaruhi jarak lingkar roda ke fender. Profil tipis pada Toyo Proxes4 255/35ZR22 bikin jarak ke fender tak masalah. Sukatma jadi pede ngebut deh. Karena, “Ban tipis kalau pecah dibuat ngebut enggak bakal bikin mobil ngebuang. Saya bisa lari sampai 170 km/jam,” yakin Sukatma. Maksudnya, lantaran bannya tipis, jadi tak ada perbedaan signifikan dengan ukuran terluar lingkar luar ban aslinya. Berdasarkan pengalamannya, “Saya pernah bawa BMW pakai ban tebal pecah malah mobil ngebuang.” Akibat aplikasi velg gambot, penyesuaian suspensi otomatis dijabani. Sokbreker Kayaba dipadu per Mercy dipakai di Vitara ini. Khusus untuk per Mercy, Sukatma merasa sangat puas dengan bantingannya yang tak terlalu keras. “Sebelumnya sempat beberapa kali ganti per, namun masih keras,” bilang Sukatma yang menghabiskan dana buat per dan sokbreker Rp 5 juta.

Penghapusan tempat ban serep di pintu bagasi dan ditutup dengan fiberglass mengilhami Sukatma untuk membuat dudukan pelat nomor dari akrilik. Dengan dudukan pelat nomor ini, tampilan belakang jadi kelihatan mewah. Tak amburadul. Bagian atas dudukan berbahan akrilik yang alasnya diberi cat hitam ini, diimbuhi lapisan krom yang diberi LED. Untuk membuatnya perangkat ini semua, Rp 500 ribu mesti dikeluarkan
22 INCI MAMPU 170 KM/JAM
Gonta-ganti velg buat Sukatma sudah seperti makan empat sehat lima sempurna. Wajib, tapi sering berganti menu. Baginya dimensi gambot tak masalah, yang penting asyik dilihat. Saya paling suka dengan selebriti modifikasi kayak gini. Dan ketika Grand Vitara datang ke garasinya, obsesi ganti velg dengan ukuran gambot kembali menjangkiti. Velg Pinnacle 22x9,5 inci dipinangnya. Malah, “Kalau bisa pakai 24 inci, saya mau saja!” Pilihan pada diameter ini mentok karena sudah paling optimal. Secara spesifikasi velg ini bisa berputar aman tanpa ada perombakan dalam spakbor. Jadi tetap aman secara kendali. Artinya baik PCD, offset dan ukuran lainnya tak terkendala ketika dimasukkan ke ruang fender. Sedangkan warna krom itu memang ngejreng abis. “Dilihat dari jauh, sudah kelihatan”. Ban turut memengaruhi jarak lingkar roda ke fender. Profil tipis pada Toyo Proxes4 255/35ZR22 bikin jarak ke fender tak masalah. Sukatma jadi pede ngebut deh. Karena, “Ban tipis kalau pecah dibuat ngebut enggak bakal bikin mobil ngebuang. Saya bisa lari sampai 170 km/jam,” yakin Sukatma. Maksudnya, lantaran bannya tipis, jadi tak ada perbedaan signifikan dengan ukuran terluar lingkar luar ban aslinya. Berdasarkan pengalamannya, “Saya pernah bawa BMW pakai ban tebal pecah malah mobil ngebuang.” Akibat aplikasi velg gambot, penyesuaian suspensi otomatis dijabani. Sokbreker Kayaba dipadu per Mercy dipakai di Vitara ini. Khusus untuk per Mercy, Sukatma merasa sangat puas dengan bantingannya yang tak terlalu keras. “Sebelumnya sempat beberapa kali ganti per, namun masih keras,” bilang Sukatma yang menghabiskan dana buat per dan sokbreker Rp 5 juta.
Penghapusan tempat ban serep di pintu bagasi dan ditutup dengan fiberglass mengilhami Sukatma untuk membuat dudukan pelat nomor dari akrilik. Dengan dudukan pelat nomor ini, tampilan belakang jadi kelihatan mewah. Tak amburadul. Bagian atas dudukan berbahan akrilik yang alasnya diberi cat hitam ini, diimbuhi lapisan krom yang diberi LED. Untuk membuatnya perangkat ini semua, Rp 500 ribu mesti dikeluarkan
Langganan:
Postingan (Atom)