TOYOTA MARK X 2.5G 2008
SIMPLE BUT NEAT









Mark X merupakan penerus Mark II yang dulu pernah sukses pada tahun 1970-an. Sedan besar keluaran Toyota ini khusus dibuat untuk pasar Jepang. Tapi ternyata, varian ini lumayan banyak berkeliaran di jalanan mulus Singapura., bahkan ada komunitasnya sendiri loh. CJ, begitu nick name teenager asal Jakarta yang tengah meneruskan studinyadi negeri tetangga ini, membeli Mark X pada Januari 2008 dengan rencana modifikasi ala Indonesian style. Addon body kit plus velg besar yang di-drop dead down. Tujuannya Leong Seng, gerai velg yang terletak di daerah Paya Ubi. Tanpa pikir panjang, ketemulah Trafficstar DTX. Lalu add on kit Ings +1 yang tampak lebih ‘gondrong’, jadi bisa terlihat lebih ceper. Terakhir, per yang tetap bisa menjaga kenyamanan mobilnya. Menurut CJ, Tein lebih empuk dibanding Eibach, “Dan juga harga Eibach dua kali lipatnya.” Berkat murahnya harga, per Tein ini sifatnya hanya sementara, karena CJ sudah pre order buat coilover, tujuannya agar tampil lebih celup. Setelah beberapa bulan berjalan, CJ kurang puas terhadap velg DTX-nya yang ‘hanya’ berukuran 19 inci. “Gua pengen 20 nih, gara-gara waktu itu enggak sabar sih, jadinya velg yang kemarin (DTX) offset dan lebarnya kurang tepat,” ujar mahasiswa MDIS jurusan International Business ini. Kini seleranya terpaut pada Work Varianza yang memiliki desain yang soft but trully elegance. Order dua bulan dilakoninya. Sampailah pada akhir bulan Mei lalu, dimana penulis mampir ke Singapura sekaligus mengatur jadwal pemotretan. Di situ CJ mengaku, velgnya udah sampai, tapi bannya yang belum juga sampai. Enggak mau ketinggalan ikut sesi foto bersama MOTOR, maka esok paginya CJ kembali ke toko ban Leong Seng untuk cari ban. Lucky guy, akhirnya ia berhasil mendapatkan ban Yokohama yang memiliki ukuran sama, cuma profilnya saja lebih tebal. “Enggak apa-apa deh, yang penting ikutan foto-foto bareng MOTOR,” bangga CJ. Mantap, Bro!




Menurut pengalaman CJ nih, pemilihan velg untuk Toyota Mark X ini mesti hati-hati, “Karena ruang fender juga ternyata lumayan besar,” tambahnya. Awalnya CJ mengaplikasi ukuran 19 inci dengan lebar 8,5 inci, tapi ternyata dengan ukuran itu velg masih terlihat kurang pas di fender alias spakbor kedodoran karena roda masih terlalu masuk. Selain akibat lebarnya yang kurang besar, offsetnya juga tinggi. Atas saran dari Daniel, bos Leon Seng, CJ kemudian mengaplikasi velg 20 inci dengan lebar ‘belang’ 8 inci di depan dan lebar 9 inci di belakang. Untuk offsetnya didapat 35 mm dan di belakang 32 mm. Bagus tidaknya, silakan pelototin mobilnya!

RUMAH MODIFIKASI:
Velg & kaki-kaki: Leong Seng, Paya Ubi, Singapura Body kit: Miracle Body workz, Old Turf City, Singapura
SPESIFIKASI: Velg Work Varianza T1S 20x(8+9) inci, ban Yokohama S Drive 225/35ZR20 & 245/35ZR20, add-on body kit Ings +1, per Tein, bohlam lampu depan HID 7.000 K